Air Bersih Sulit Diakses, Dinkes OKU Catat 811 Kasus Penyakit Diare Sejak Januari hingga Mei 2025

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan OKU, Andi Prapto. (ANTARA)

JAKARTA – Diare merupakan salah satu penyakit yang masih sering menyerang masyarakat, terutama saat musim kemarau. Kurangnya pasokan air bersih dan penurunan kualitas air menjadi faktor utama yang menyebabkan penyebaran bakteri penyebab diare semakin meningkat.

Gejalanya bisa ringan hingga berat, dan jika tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan dehidrasi parah, terutama pada anak-anak. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian penyakit ini menjadi sangat penting, khususnya di wilayah-wilayah yang bergantung pada sumber air terbuka seperti sungai.

Di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat adanya 811 kasus diare yang terjadi dalam lima bulan terakhir. Jumlah ini dihimpun sepanjang Januari hingga Mei 2025, seperti yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes OKU, Andi Prapto, di Baturaja.

Menurut Andi, mayoritas penderita diare merupakan anak-anak yang sempat menjalani perawatan di 18 puskesmas dan tiga rumah sakit di wilayah tersebut.

“Syukurnya, seluruh pasien berhasil pulih berkat penanganan medis yang cepat dan tepat, tanpa adanya korban jiwa,” jelasnya, seperti dikutip ANTARA.

Ia juga menjelaskan tingginya kasus diare tersebut berkaitan erat dengan musim kemarau panjang yang berdampak pada turunnya kualitas air Sungai Ogan salah satu sumber utama air bersih bagi masyarakat setempat. Dalam kondisi seperti itu, bakteri dan patogen mudah berkembang dan mencemari air yang dikonsumsi warga.

“Air sungai merupakan sumber utama untuk berbagai kebutuhan, tapi sayangnya pencemaran semakin parah karena masih ada kebiasaan warga membuang sampah ke sungai,” ungkap Andi.

Ia mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan, untuk menghindari konsumsi air sungai secara langsung. Jika terpaksa digunakan untuk minum, air tersebut harus dimasak hingga benar-benar mendidih pada suhu 100 derajat Celcius guna membunuh kuman dan bakteri penyebab penyakit.

Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Dinkes OKU saat ini tengah aktif melakukan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat. Edukasi tersebut mencakup pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan dengan sabun, serta memastikan air minum dalam kondisi higienis.

“Kami terus melakukan sosialisasi agar masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan dan tidak lagi mengandalkan air sungai yang terkontaminasi,” tutup Andi.

​Kurangnya pasokan air bersih dan penurunan kualitas air menjadi faktor utama yang menyebabkan penyebaran bakteri penyebab diare semakin meningkat.

 

 

Voi.id – Latest News

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *