Lewat IPO, COIN Berharap Indonesia Jadi Pusat Kripto Asia Tenggara

Kripto (foto: ilustrasi: antara)

JAKARTA – PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 9 Juli 2025, melalui penawaran umum perdana saham atau iinitial public offering (IPO).

Direktur Utama COIN Ade Wahyu, menyampaikan bahwa langkah ini dinilai sebagai momentum strategis bagi Indonesia untuk mengambil peran sebagai pusat perdagangan aset kripto di kawasan Asia Tenggara.

Menurutnya dengan dukungan regulator, institusi terkait, serta infrastruktur bursa yang terpercaya, Indonesia berpotensi memfasilitasi transaksi kripto lintas negara secara lebih aman dan transparan.

“Ke depannya dengan dukungan regulator, instansi terkait dan infrastruktur bursa yang terpercaya, Indonesia dapat memfasilitasi transaksi lintas negara yang lebih jelas dan aman untuk bertransaksi kripto di Indonesia, harapannya dapat mengikuti jejak kesuksesan QRIS di Asia Tenggara,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu, 9 Juli.

Ade juga menekankan bahwa pencatatan saham COIN di BEI mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor dan masyarakat terhadap industri kripto nasional.

Ia menambahkan hal ini sekaligus menjadi bukti komitmen perusahaan untuk membangun industri aset digital yang teregulasi dan dikelola secara transparan di bawah pengawasan OJK dan BEI.

“Dengan tata kelola yang kuat dan ekosistem yang terpercaya, kami percaya Indonesia memiliki peluang yang nyata menjadi destinasi utama bagi investor di Asia Tenggara dan menjadi pusat pengembangan aset kripto yang kredibel,” tuturnya.

Senada Direktur COIN Adri Prasetyo Martowardojo menyampaikan dengan regulasi yang disiapkan pemerintah, pihaknya meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat (hub) aset digital di kawasan Asia Tenggara.

Menurutnya sebagai perbandingan, pajak transaksi kripto di Indonesia saat ini hanya sebesar 0,21 persen per transaksi dibandingkan dengan Singapura, di mana pajak atas investasi kripto dapat mencapai 22 persen sebagai bagian dari pajak penghasilan, atau corporate income tax yang dikenakan sebesar 17 persen.

Ia menambahkan hal ini tentu menjadikan Indonesia sebagai lokasi yang menarik bagi perusahaan-perusahaan investasi global untuk mendirikan Penanaman Modal Asing (PMA) dan bertransaksi di platform seperti CFX.

“Nah yang menarik juga kalau kita lihat market seperti Dubai, volume transaksi salah satu tertinggi, mungkin top 3 kali ya. Jadi tertinggi tapi sebenarnya untuk foreign investment masuk membuka bank account dan transaksi aset kripto, itu proses KYC-nya stringent, prosesnya panjang and more likely agak sulit untuk mendapatkan rekening bank di Dubai untuk melakukan transaksi kripto,” ucapnya.

Ia menyampaikan hal ini menjadi keunggulan tersendiri bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak pelaku pasar global.

Dari sisi produk, ia menyampaikan pihaknya juga tengah mengeksplorasi pengembangan stablecoin, real world assets, dan tokenisasi.

“Stable coin harapannya, kita pengen dengan adanya CFX memberikan platform ruang yang transparan, accountable untuk kita bisa menginovasi nih produk-produk stable coin tadi kayak USDT, USDC gitu kan. Mungkin ada yang produk Indonesia nanti apa gitu kan, yang bisa nanti digunakan di regional untuk transaksi, karena kita tahu stable coin use case-nya lebih fundamental gitu kan untuk cross-border transaction, remittance, export-import, dan transaksi harian gitu,” tuturnya.

Ia berharap juga sebagaimana aplikasi QRIS yang telah menjadi kebanggaan dan dikenal luas di Asia Tenggara, semoga ke depan juga bisa menghadirkan stablecoin Indonesia yang bisa digunakan di tingkat regional.

Berdasarkan laporan Chainalysis Global Crypto Adoption Index, Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga dalam adopsi kripto secara global, naik dari posisi ketujuh sebelumnya, hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat adopsi aset kripto tertinggi di Asia Tenggara.

Adopsi kripto di Indonesia terus meningkat, tercermin dari jumlah pengguna aset kripto nasional yang mencapai 14,16 juta orang per April 2025 atau naik dari 12 juta orang pada Januari 2025.

Selain itu, total transaksi aset kripto Indonesia sepanjang 2024 mencapai Rp650,61 triliun, didorong oleh meningkatnya kepercayaan publik terhadap kripto sebagai instrumen investasi yang telah diawasi oleh Bursa CFX dan Lembaga Kustodian ICC.

​PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 9 Juli 2025

 

 

Voi.id – Latest News

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *