
JAKARTA – Kasus COVID-19 varian stratus mengalami peningkatan di Indonesia. Stratus atau XFG pada dasarnya merupakan subvarian dari Omricon yang sejak lama mendominasi penularan.
Stratus kini juga menjadi varian yang dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena terus memicu peningkatan. Namun, meski mengalami peningkatan, WHO menyebutkan bahwa risiko varian tersebut menyebabkan gejala parah hingga kematian sangat kecil.
Dikutip dari Everyday Health, pada Selasa 29 Juli 2025, stratus menimbulkan gejala yang mirip dengan varian lainnya. Beberapa gejala tersebut sebagai berikut.
– Demam- Batuk- Sesak napas atau kesulitan bernapas- Sakit tenggorokan- Anosmia- Kelelahan- Nyeri otot- Sakit kepala- Mual dan muntah- Diare
Meski demikian, varian stratus bisa memiliki gejala yang khas dan sedikit berbeda dari varian lamanya. Gejala tersebut adalah suara serak atau parau.
“Salah satu gejala mencolok dari varian stratus adalah suara serak atau parau,” ungkap dokter di Harley Street sekaligus pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan.
Oleh karena itu, meski risikonya rendah, masyarakat harus tetap waspada terhadap COVID-19 varian stratus. Varian ini juga tetap memiliki potensi serius terhadap kesehatan masyarakat, terutama dalam jangka panjang.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap menjaga dan semakin mengetatkan protokol kesehatan, terutama pada mereka kelompok rentan, seperti anak-anak, orang dengan imunitas tubuh rendah, hingga orang usia lanjut dan yang memiliki penyakit bawaan.
Kasus COVID-19 varian stratus mengalami peningkatan di Indonesia. Stratus atau XFG pada dasarnya merupakan subvarian dari Omricon yang sejak lama mendominasi penularan.
Voi.id – Latest News