Dorong Ekonomi Lokal dan Akses Inklusif, Candi Borobudur Dikelola Terpadu

Menbud Fadli Zon (Dok. Kemenbud)

JAKARTA — Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya pengelolaan maksimal Candi Borobudur untuk menggerakkan ekonomi lokal. Ia juga menyoroti perlunya penataan ulang ekosistem kawasan, termasuk akses bagi penyandang disabilitas.

Pernyataan itu disampaikan usai penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Kebudayaan dan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) di di Kantor Danantara Indonesia, Jakarta, Rabu, 30 Juli. Kerja sama ini menjadi langkah strategis mewujudkan pengelolaan terpadu Candi Borobudur sebagai destinasi wisata budaya dan spiritual yang inklusif dan berkelanjutan.

“Pengelolaan yang baik akan berdampak langsung pada ekonomi warga sekitar. Kita juga perlu menata aksesibilitas agar semua lapisan masyarakat bisa menikmati situs ini,” ujar Menbud Fadli Zon.

Nota kesepahaman mencakup pengelolaan kawasan cagar budaya, pengembangan SDM, dan pertukaran data. Kolaborasi ini juga menandai penerapan konsep single destination management di Kawasan Borobudur.

Penandatanganan dilakukan oleh Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, dan Dirut InJourney, Maya Watono. Hadir menyaksikan, antara lain COO Danantara Dony Oskaria dan Dirut InJourney Destination Management Febrina Intan.

Menbud Fadli juga menyebut potensi situs budaya lain seperti Leang-Leang di Maros, Pulau Muna, hingga situs-situs di Sumatera Barat yang belum tergarap maksimal karena keterbatasan anggaran. “Kita butuh skema kerja sama publik-swasta,” katanya.

Ia menekankan, pendekatan kolaboratif diperlukan agar warisan budaya menjadi living heritage yang dinamis dan memberdayakan masyarakat.

Salah satu contoh pemanfaatan budaya dalam pariwisata adalah program “Borobudur Sunrise”, yang memungkinkan wisatawan menikmati matahari terbit dari puncak candi sejak pukul 4 pagi.

Dirut InJourney Maya Watono menyatakan bahwa pengelolaan Borobudur bukan sekadar operasional, tapi tanggung jawab lintas generasi. “Kami ingin Borobudur tak hanya indah, tapi juga memberi dampak nyata bagi warga sekitar,” ujarnya.

Sementara COO Danantara Dony Oskaria menegaskan bahwa indikator kinerja tidak lagi hanya soal profit. “Tujuan utama kami adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi ini mendukung pengelolaan yang lebih efektif,” katanya.

 

Turut hadir jajaran Kementerian Kebudayaan, antara lain Sekjen Bambang Wibawarta dan Staf Khusus Menbud M. Asrian Mirza. Kerja sama ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam menyeimbangkan pelestarian dan pemanfaatan warisan budaya demi kemajuan ekonomi dan kebudayaan nasional.

​Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya pengelolaan maksimal Candi Borobudur untuk menggerakkan ekonomi lokal.

 

 

Voi.id – Latest News

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *