
JAKARTA – Partai-partai oposisi India mengkritik pemerintah dengan menyebut ancaman tarif 25% dari Presiden AS Donald Trump sebagai kegagalan diplomatik bagi New Delhi.
Dilaporkan mata uang rupee anjlok dan indeks saham merosot sebagai respons terhadap berita tersebut.
Tarif 25% akan menempatkan India lebih keras daripada mitra dagang utama lainnya. Ini juga mengancam akan menggagalkan perundingan yang telah berlangsung berbulan-bulan, melemahkan salah satu mitra strategis Washington di kawasan tersebut, yang dipandang sebagai penyeimbang China.
Trump mengatakan tarif impor barang dari India akan berlaku mulai Jumat, 1 Agustus, di samping denda yang tidak disebutkan jumlahnya untuk transaksi dengan Rusia dan keterlibatannya dalam kelompok negara-negara BRICS, tetapi kemudian menyebut perundingan perdagangan masih berlanjut.
Menanggapi hal ini, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan sedang mempelajari implikasi dari pernyataan Trump dan berkomitmen untuk mengamankan kesepakatan perdagangan yang adil.
“Perkembangan ini mencerminkan keruntuhan kebijakan luar negeri yang lebih luas di bawah pemerintahan Modi,” ujar seorang anggota parlemen dari oposisi utama Kongres dalam pemberitahuan yang meminta pembahasan masalah tersebut di majelis rendah sebagaimana dilansir Reuters, Kamis, 31 Juli.
Debat tersebut akan berfokus pada “kegagalan ekonomi dan diplomatik pemerintah dalam mencegah pengenaan tarif AS sebesar 25% plus penalti terhadap ekspor India,” sambungnya.
Menteri Perdagangan Piyush Goyal diperkirakan akan memberikan pengarahan kepada majelis rendah pada Kamis malam, menurut saluran berita televisi.
India telah menerima “kesepakatan yang tidak adil”, kata Priyanka Kishore, seorang ekonom di Asia Decoded.
“Meskipun perundingan perdagangan lebih lanjut dapat menurunkan tarif, tampaknya kecil kemungkinan India akan memperoleh hasil yang jauh lebih baik dibandingkan negara-negara tetangganya di timur,” sambungnya.
Hal itu akan menimbulkan pertanyaan tentang daya tarik relatif India sebagai tujuan China plus satu, merujuk pada strategi diversifikasi rantai pasokan melalui manufaktur di luar Tiongkok untuk mengurangi risiko geopolitik dan operasional.
Namun, perundingan perdagangan terus berlanjut, kata Trump di media sosial, karena negara-negara menghadapi tenggat waktu hari Jumat, 1 Agustus, untuk mencapai kesepakatan tarif timbal balik atau tarif AS akan diterapkan pada ekspor mereka.
Partai-partai oposisi India mengkritik pemerintah dengan menyebut ancaman tarif 25% dari Presiden AS Donald Trump sebagai kegagalan diplomatik bagi New Delhi.
Voi.id – Latest News