
YOGYAKARTA – Ketika membayangkan planet terpanas di tata surya, sebagian besar orang mungkin akan langsung menunjuk Merkurius. Hal ini wajar, karena Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan Matahari, berjarak hanya sekitar 58 juta kilometer.
Namun, kenyataannya tidak demikian. Planet terpanas di tata surya bukanlah Merkurius, melainkan Venus, yang justru berada di posisi kedua dari Matahari dengan jarak sekitar 108 juta kilometer. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Venus: Planet Terpanas di Tata Surya

Venus sering disebut sebagai kembaran Bumi karena ukurannya yang hampir sama dan komposisinya yang mirip. Namun, kondisi permukaan dan atmosfer Venus sangat jauh berbeda dengan Bumi.
Suhu permukaan Venus bisa mencapai 471 derajat Celcius, cukup panas untuk melelehkan logam seperti timah dan timbal. Inilah yang menjadikan Venus sebagai planet paling panas di tata surya, bahkan lebih panas daripada Merkurius yang lebih dekat dengan Matahari.
Fakta ini cukup mengejutkan, mengingat jarak Venus dari Matahari hampir dua kali lebih jauh dibandingkan Merkurius. Sinar Matahari yang diterima Venus juga lebih sedikit jika dihitung berdasarkan hukum kuadrat jarak. Lalu, bagaimana Venus bisa mempertahankan suhu ekstrem tersebut?
Jawabannya terletak pada atmosfer tebal Venus yang sebagian besar karbon dioksida (CO₂), sebuah gas rumah kaca yang menjebak panas. Atmosfer Venus memiliki tekanan sekitar 92 kali lebih besar dibandingkan atmosfer Bumi, setara dengan tekanan air pada kedalaman hampir 1 km di bawah laut.
Atmosfer tersebut hampir seluruhnya terdiri dari karbon dioksida, dengan lapisan awan asam sulfat yang memantulkan cahaya dan panas.
Cahaya Matahari memang menembus atmosfer Venus dan sebagian diserap oleh permukaan planet. Namun, ketika panas ini dipantulkan kembali sebagai radiasi inframerah, gas rumah kaca di atmosfer menangkap dan menjebaknya, membuat panas tidak bisa keluar ke angkasa. Akibatnya, suhu terus meningkat dan stabil di level yang sangat tinggi.
Yang lebih mengejutkan, suhu permukaan Venus relatif merata, baik di sisi yang menghadap Matahari maupun yang berada di sisi gelap. Hal ini karena atmosfernya yang tebal juga berfungsi menyebarkan panas ke seluruh permukaan planet.
Lalu, mengapa Merkurius yang lebih dekat ke Matahari tidak menjadi planet terpanas? Merkurius tidak memiliki atmosfer yang signifikan. Ia hanya memiliki eksosfer tipis, yaitu lapisan gas yang sangat jarang dan hampir tidak memiliki kemampuan untuk menjebak panas.
Karena itulah, suhu di Merkurius sangat bervariasi antara siang dan malam. Saat siang hari, suhu bisa mencapai 430°C, tetapi begitu malam tiba, suhu dapat anjlok drastis hingga -180°C. Tidak adanya atmosfer berarti tidak ada yang menahan panas dari Matahari, sehingga Merkurius cepat panas, tetapi juga cepat dingin.
Dengan perbandingan ini, jelas bahwa atmosfer adalah faktor kunci dalam menentukan suhu permukaan planet, bukan semata-mata jarak dari Matahari.
Venus dan Bumi
Melansir BBC, ilmuwan memperkirakan bahwa miliaran tahun lalu, Venus mungkin memiliki kondisi yang mirip dengan Bumi. Ada kemungkinan bahwa air dalam bentuk cair pernah mengalir di permukaan Venus, dan atmosfernya tidak sepadat sekarang.
Namun, seiring waktu, efek rumah kaca yang tak terkendali mulai terjadi. Suhu meningkat, air menguap, dan uap air (yang juga merupakan gas rumah kaca) memperparah kondisi atmosfer. Semakin banyak panas yang terperangkap, dan semakin tidak stabil iklim planet tersebut.
Venus tidak hanya menarik sebagai objek astronomi, tetapi juga menjadi peringatan penting bagi manusia di Bumi. Kita tahu bahwa karbondioksida dan gas rumah kaca lainnya juga ada di atmosfer Bumi, dan akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi yang terus meningkat.
Meskipun Bumi masih jauh dari kondisi ekstrem seperti Venus, kenaikan suhu global dan perubahan iklim sudah mulai terasa. Fenomena seperti pencairan es kutub, kekeringan ekstrem, dan badai tropis yang lebih kuat menjadi sinyal bahwa kita tidak bisa mengabaikan dampak pemanasan global.
Planet terpanas di tata surya bukanlah Merkurius, melainkan Venus, yang justru berada di posisi kedua dari Matahari dengan jarak sekitar 108 juta kilometer. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Voi.id – Latest News