
JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan negosiasi dengan pemerintah Amerika Selatan (AS) masih berjalan. Pemerintah, sambung dia, berharap tarif masih bisa diturunkan untuk komoditas yang tidak diproduksi di negara tersebut.
Meskipun, Budi mengaku belum bisa membocorkan jenis komoditas apa saja yang tidak diproduksi di Negeri Paman Sam tersebut. Sebab, proses negosiasi masih berjalan.
“Jadi untuk komoditasnya belum bisa saya sampaikan. Tapi dalam proses negosiasi ini, kita juga ingin mendapatkan penurunan tarif seperti misalnya untuk komoditas-komoditas yang tidak diproduksi AS,” katanya dalam konferensi pers ‘Kinerja Perdagangan Indonesia Semester I-2025’ di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin, 4 Agustus.
Budi menekankan negosiasi antara pemerintah Indonesia-AS masih berjalan hingga adanya kesepakatan. Dia pun meyakini tarif impor 19 persen bagi produk-produk Indonesia semacam itu masih mungkin diturunkan lagi sebelum 1 September 2025.
“Memang yang resiprokal kan kita dapat 90 persen, itu berlaku 7 hari setelah tanggal 31 Juli kan kalau di pengumumannya. Dan sekarang proses negosiasi juga masih berjalan sebenarnya, mudah-mudahan sebelum 1 September (2025) sudah selesai,” tuturnya.
Sekadar informasi, pada 31 Juli lalu, Presiden AS, Donald Trump, telah meneken sebuah dekret yang resmi mengenakan tarif mulai dari 15-41 persen untuk produk-produk yang dipasok ke AS yang berasal dari 60 lebih negara.
Tarif tersebut awalnya diperkirakan bakal mulai berlaku efektif pada Jumat, 1 Agustus, namun laporan terkini menyebut bahwa tarif itu baru akan efektif pada 7 Agustus 2025.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan negosiasi dengan pemerintah Amerika Selatan (AS) masih berjalan.
Voi.id – Latest News