
JAKARTA – Setelah didesak untuk mundur oleh banyak pihak, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, CEO Intel Lip-Bu Tan akhirnya angkat suara. Tan dengan tegas mengatakan ia menolak untuk mundur dari posisinya.
Desakan untuk mundur ini muncul setelah Tan diduga menjalin hubungan dengan sejumlah perusahaan teknologi di China. Awal tahun ini, laporan Reuters pun menunjukkan bahwa Tan berinvestasi di ratusan perusahaan teknologi China.
Dari ratusan perusahaan tersebut, delapan perusahaan di antaranya memiliki hubungan dengan Tentara Pembebasan Rakyat. Namun, Tan membantah adanya konflik kepentingan dengan China. Sebaliknya, Tan masih berkomitmen terhadap AS.
“Amerika Serikat telah menjadi rumah saya selama lebih dari 40 tahun. Saya mencintai negara ini dan sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikannya kepada saya. Saya juga mencintai perusahaan ini,” tulis Tan dalam surat terbukanya, mengutip dari 9to5mac.
Tan pun menggambarkan tuduhan tersebut sebagai ‘informasi yang salah’. Ia menegaskan bahwa hubungannya dengan China pada masa lalu tidak pernah melanggar hukum ataupun etika yang berlaku di AS.
Meski banyak pihak yang mendesak Tan untuk mundur, Dewan Direksi Intel masih memberikan dukungan penuh kepadanya. Oleh karena itu, Intel tengah berupaya untuk menyelesaikan masalah disinformasi ini dengan Gedung Putih.
“Kami sedang berkomunikasi dengan Pemerintah untuk menangani masalah-masalah yang telah diangkat dan memastikan mereka memiliki fakta-faktanya,” ungkap Tan.
Perlu diketahui bahwa isu konflik kepentingan antara Tan dengan perusahaan China berdampak besar pada saham Intel. Setelah isu ini, saham Intel sempat melemah tiga persen dan satu persen pada hari berikutnya. Namun, sahamnya berhasil bangkit kembali dan ditutup 0,9 persen lebih tinggi.
CEO Intel Tegaskan Tidak Akan Mundur setelah Didesak Trump.
Voi.id – Latest News