Rupiah Berpotensi Melemah ke Level Rp16.450 per Dolar AS

Dolar AS dan Rupiah (Foto: dok. Antara)

JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 3 September diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Untuk diketahui mengutip Bloomberg, pada hari Selasa, 2 September, Kurs rupiah spot ditutup menguat 0,03 persen ke level Rp16.414 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,27 persen ke level harga Rp16.418 per dolar AS.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa ketidakpastian terkait tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Presiden Trump meningkat, menyusul putusan pengadilan banding yang menyatakan bahwa tarif tersebut ilegal.

Meskipun demikian, pengadilan mengizinkan tarif tersebut tetap berlaku hingga pertengahan Oktober dan Trump menanggapi putusan itu dengan kritik keras dan menyatakan akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung.

“Perkembangan ini memicu meningkatnya ketidakpastian atas dampak ekonomi dari tarif Trump, yang sebagian besar mulai berlaku pada bulan Agustus. Putusan apa pun yang menentang tarif tersebut juga akan memaksa Washington untuk menegosiasikan kesepakatan terbaru dengan mitra dagang utama,” ujarnya dalam keterangannya, dikutip Rabu, 3 September.

Di sisi lain, pelaku pasar memperkirakan peluang hampir 85 persen untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve pada bulan September, menurut CME Fedwatch dan hal ini terjadi bahkan ketika data indeks harga PCE untuk bulan Juli menunjukkan inflasi tetap stagnan dan terus meningkat di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen.

Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menyampaikan Badan Pusat Statistik mencatat Neraca Perdagangan Indonesia pada Juli 2025 mencatat surplus sebesar 4,17 miliar dolar AS. Nilai tersebut meningkat dibandingkan dengan surplus pada Juni 2025 sebesar 4,10 miliar dolar AS.

Bank Indonesia (BI) memandang bahwa surplus neraca perdagangan pada Juli 2025 positif menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

Adapun, surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi pada Juli 2025 terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Hal itu seiring dengan ekspor nonmigas yang meningkat menjadi sebesar 23,81 miliar dolar AS, Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut terutama didukung oleh ekspor berbasis sumber daya alam seperti bahan bakar mineral serta lemak dan minyak hewani/nabati maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya serta besi dan baja.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. Defisit neraca perdagangan migas meningkat menjadi sebesar 1,58 miliar dolar AS pada Juli 2025 sejalan dengan peningkatan impor migas di tengah penurunan ekspor migas.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 3 September 2025 dalam rentang harga Rp16.400 – Rp16.450 per dolar AS.

​Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 3 September diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

 

 

Voi.id – Latest News

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *