
YOGYAKARTA – Cairan keputihan berwarna coklat secara umum bukanlah suatu kondisi yang perlu dikhawatirkan, tetapi tetap wajib Anda waspadai. Dalam beberapa kasus, keputihan yang berwarna coklat bisa menjadi alarm adanya kondisi kesehatan yang serius dan memerlukan penanganan dokter. Lalu, kenapa keputihan bisa berwarna coklat? Simak penjelasannya di bawah ini!
Kenapa Keputihan Berwarna Coklat?
Normalnya, keputihan berwarna coklat terjadi pada periode awal atau akhir saat menstruasi, serta pada masa kehamilan. Proses pelekatan sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim dapat menyebabkan keluarnya bercak darah. Keluarnya bercak darah ini secara umum dikenal sebagai perdarahan implantasi.
Bercak perdarahan implantasi janin bisa berwarna merah, merah muda, atau coklat. Adapun keputihan yang tergolong normal bisa terjadi sekitar 10 sampai 14 hari setelah pembuahan. Keputihan yang normal tidak menimbulkan keluhan dan akan bisa hilang sendiri.
Selain terkait menstruasi dan kehamilan, keputihan berwarna coklat bisa disebabkan karena adanya penyakit. Terlebih jika keputihan berwarna coklat dan disertai dengan bau tak sedap, jumlahnya banyak, dan terasa gatal atau nyeri.
Dilansir dari Healthy, berikut adalah beberapa penyakit yang dapat menyebabkan keputihan berwarna coklat:
Polip rahim bisa menjadi penyebab keputihan berwarna coklat. Tidak hanya keputihan, penyakit ini juga bisa menimbulkan gejala-gejala lain, seperti perdarahan pada area vagina setelah berhubungan intim. Selain itu penyakit ini bisa menyebabkan perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari biasanya.
Jika tak diobati, polip rahim dapat berisiko mengalami infertilitas atau sulit untuk hamil bagi penderitanya.
Pada tahap awal, umumnya kanker serviks tidak bergejala. Namun seiring berjalannya waktu, jika tak segera diobati, keparahan penyakit ini bisa membuat penderitanya mengalami gejala seperti keputihan berwarna coklat, nyeri di bagian bawah perut atau panggul, nyeri saat berhubungan intim, dan kesulitan buang air kecil.
Selain itu, kanker serviks juga bisa menyebabkan penurunan berat badan serta perdarahan vagina di luar periode menstruasi, setelah menopause, atau setelah berhubungan intim.
Kondisi yang juga dikenal sebagai vaginitis atrofi ini terjadi karena berkurangnya hormon estrogen. Atrofi vagina biasanya banyak dialami oleh wanita yang telah memasuki masa menopause.
Atrofi vagina bisa menimbulkan peradangan atau iritasi pada area vagina yang menyebabkan berkurangnya cairan pelumas alami vagina. Kondisi ini bisa menyebabkan wanita mengalami beberapa keluhan, seperti keputihan berwarna coklat. rasa sakit saat melakukan hubungan intim, vagina terasa kering, dan perih.
Servisitis atau radang leher rahim secara umum disebabkan karena infeksi menular seksual. Penyakit ini bisa saja tidak bergejala. Jika bergejala, biasanya berupa keputihan berwarna coklat atau keputihan yang disertai darah.
Servisitis juga bisa menimbulkan keluhan lain, seperti buang air kecil terasa nyeri, frekuensi buang air kecil menjadi sering, serta perdarahan dan nyeri saat berhubungan intim. Servisitis yang tidak segera diobati bisa berpotensi menyebabkan radang di area panggul.
Cara Mengobati Keputihan Berwarna Coklat
Karena bisa ditimbulkan dari berbagai penyakit, keputihan berwarna coklat sebaiknya tidak dianggap remeh. Anda perlu memeriksakan diri Anda ke dokter ketika mengalami ini, terutama jika keputihan berwarna coklat sudah terjadi cukup lama dan disertai dengan gejala lain yang mengganggu.
Untuk memastikan penyebab keputihan warna coklat, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, termasuk kolposkopi, pap smear, USG panggul, biopsi endometrium, serta histeroskopi.
Demikianlah ulasan kenapa keputihan berwarna coklat. Semoga informasi ini bermanfaat! Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.
Kenapa Keputihan Berwarna Coklat? Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengobatinya? Simak ulasannya di sini.
Voi.id – Latest News