
YOGYAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gerhana bulan total yang akan terjadi pada Minggu malam dapat diamati dari seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Dari seluruh kabupaten dan kota di DIY bisa melihat jelas fenomena ini, asalkan cuaca tidak tertutup awan,” kata Kepala Stasiun Geofisika Sleman, Ardhianto Septiadhi, saat dihubungi di Yogyakarta, Minggu.
Ia menyebut prakiraan cuaca di Yogyakarta cerah, sehingga peluang masyarakat menyaksikan fenomena astronomi tersebut cukup besar.
Menurut Ardhi, fase awal gerhana penumbra akan dimulai pukul 22.26 WIB, puncaknya terjadi pada Senin, 8 September dini hari pukul 01.11 WIB, dan berakhir sekitar pukul 03.56 WIB.
Pada puncaknya, bulan akan tampak kemerahan akibat cahaya biru dari matahari difilter oleh atmosfer bumi, sementara cahaya merah tetap menembus hingga mengenai permukaan bulan.
“Gerhana bulan ini aman dilihat dengan mata telanjang. Tidak berbahaya seperti saat gerhana matahari,” ujarnya.
BMKG Yogyakarta juga akan melakukan pengamatan langsung dari kantor mulai pukul 23.00 WIB hingga 03.30 WIB. Ardhi menambahkan, fenomena ini bisa menjadi sarana edukasi masyarakat terkait tata surya.
“Jadi mitos-mitos seperti bulan dimakan buto (raksasa) perlu diluruskan. Ini sebenarnya menunjukkan matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus,” katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono memastikan gerhana bulan total kali ini tidak menimbulkan dampak rob di sepanjang pesisir selatan DIY.
“Tidak ada dampak rob untuk wilayah DIY. Gelombang tinggi saat ini lebih karena angin kencang, dengan ketinggian 2,5 sampai 4,0 meter,” kata Warjono.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gerhana bulan total yang akan terjadi pada Minggu malam dapat diamati dari seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Voi.id – Latest News