Terinspirasi dari Nilai Tradisi Bali, Keunikan Desain Furnitur Kontemporer

Terinspirasi dari Nilai Tradisi Bali, Keunikan Desain Furnitur Kontemporer (VOI/Adelia)

JAKARTA – Dunia desain kembali berpesta di ajang IFFINA+ 2025, dan salah satu momen paling hangat hadir lewat sesi Design Talks. Tahun ini sorotan tertuju pada kehadiran American Hardwood Export Council (AHEC) yang membawa semangat baru yaitu menghubungkan material global dengan cerita lokal Indonesia.

Kolaborasi perdana antara Hendro Hadinata, desainer Studio Hendro Hadinata dengan AHEC melahirkan proyek eksperimental bertajuk Karana. Koleksi ini bukan sekadar furnitur, melainkan karya yang bercerita.

Terinspirasi dari filosofi Bali Tri Hita Karana, harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas, Hendro melahirkan tiga karya utama yakni Kuta Bench, Sanur Lounge Chair, dan Ubud Light.

Bentuknya organik, mengalir, sekaligus kontemporer. Hal yang membuatnya unik, Hendro menggunakan kayu American red oak dan American cherry, jenis kayu berkarakter kuat dan indah yang jarang dieksplorasi di Asia Tenggara.

Kolaborasi ini makin istimewa karena Hendro menggandeng manufaktur lokal Omega Mas, menghasilkan furnitur dengan presisi tinggi namun tetap memelihara sentuhan seni. Hasilnya koleksi yang tak hanya memikat mata, tapi juga sarat makna budaya.

AHEC bukan sekadar promotor kayu Amerika. Organisasi ini aktif meneliti Life Cycle Assessment (LCA)untuk memastikan jejak karbon dari kayu yang digunakan benar-benar rendah.

Fakta menariknya, volume kayu yang dipanen di Amerika bisa tergantikan hanya dalam hitungan detik oleh pertumbuhan alami hutan di sana.

Artinya furnitur berbasis American Hardwood tidak hanya estetis, tetapi juga pilihan yang ramah lingkungan.

“Material ini kuat, mudah difinishing dan punya variasi serat serta warna yang kaya. Bagi saya, Karana adalah bukti bagaimana kolaborasi global bisa memperkaya narasi lokal,” kata Hendro, saat ditemui di BSD City, Tangerang pada Kamis, 19 September 2025.

Sesi ini juga menghadirkan Dennis Pluemer, pendiri Santai Furniture, yang dikenal konsisten dengan praktik desain berkelanjutan. Dennis menegaskan, generasi konsumen saat ini makin peduli pada asal-usul material.

“Material seperti American Hardwood, yang berasal dari hutan berkelanjutan dan tumbuh cepat, memberi opsi penting untuk menjawab permintaan furnitur ramah lingkungan di pasar global.” jelasnya.

Kehadiran Karana di IFFINA+ 2025 adalah simbol bahwa kreativitas, keberlanjutan, dan budaya bisa berjalan beriringan. Dengan dukungan AHEC, desainer Indonesia diajak untuk berani mengeksplorasi material internasional tanpa kehilangan jati diri lokal.

Lebih dari sekadar furnitur, Karana adalah cerita tentang bagaimana desain bisa menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas, lokal dan global, estetika dan tanggung jawab lingkungan.

​Dunia desain kembali berpesta di ajang IFFINA+ 2025, dan salah satu momen paling hangat hadir lewat sesi Design Talks.

 

 

Voi.id – Latest News

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *