
JAKARTA – Pernah merasa sangat ingin mengunyah es hingga menjadi kebiasaan sehari-hari? Kondisi ini dikenal dengan istilah pagofagia. Meski terdengar sepele, ternyata dorongan kuat untuk terus-menerus mengunyah es bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan, terutama kekurangan nutrisi.
Dilansir dari laman WebMD, pagofagia adalah keinginan yang kuat dan berulang untuk mengunyah es batu, serpihan es hingga lapisan es beku dari freezer.
Kondisi ini termasuk dalam pica, yaitu perilaku makan benda yang bukan makanan bernutrisi seperti tanah, kertas, atau kapur. Bedanya pada pagofagia, pengidap menyukai es.
Kalau hanya sesekali menggigit es sisa minuman, itu normal. Namun jika dorongan mengunyah es muncul terus-menerus dan sulit dikendalikan, Anda mengidap disebut pagofagia.
Gejala
Gejala utama pagofagia tentu saja kebiasaan mengunyah es secara terus-menerus. Namun, kondisi ini sering kali disertai tanda-tanda lain yang biasanya berhubungan dengan anemia seperti kulit yang tampak pucat dan kering, tubuh mudah lelah, sering sakit kepala, lidah terasa nyeri, jantung berdebar lebih cepat, muncul rasa depresi, hingga sering merasa pusing.
Penyebab
Beberapa penyebab utama pagofagia antara lain:
– Kekurangan zat besi
Ini adalah penyebab paling umum. Sebuah penelitian menemukan, sekitar 16% penderita anemia defisiensi besi memiliki keinginan kuat mengunyah es. Menurut para ahli, mengunyah es bisa membuat penderita anemia merasa lebih segar dan fokus.
– Kekurangan kalsium
Meski lebih jarang, rendahnya kadar kalsium juga bisa memicu pagofagia.
– Gangguan makan
Beberapa orang mengunyah es untuk merasa kenyang tanpa menambah kalori.
– Mulut kering (xerostomia)
Mengunyah es dapat memberi sensasi lembap pada mulut yang kering.
– Faktor psikologis
Stres, gangguan obsesif kompulsif (OCD), atau gangguan perkembangan juga bisa menjadi pemicu.
Komplikasi
Meski tampak sepele, pagofagia dapat menimbulkan masalah serius di antaranya:
– Masalah gigi: Mengunyah es dapat merusak lapisan enamel, menyebabkan gigi retak, merusak tambalan, hingga membuat gusi iritasi.
– Malnutrisi: Jika kebiasaan mengunyah es menggantikan makanan bergizi, tubuh bisa kekurangan nutrisi penting.
– Komplikasi anemia: Jika disebabkan oleh defisiensi zat besi, pagofagia dapat berujung pada gangguan irama jantung, pembesaran jantung, risiko infeksi, komplikasi kehamilan, hingga keterlambatan pertumbuhan pada anak.
Cara Mengatasinya
Pengobatan pagofagia tergantung pada penyebabnya. Jika dipicu oleh anemia defisiensi besi, dokter menyarankan:
– Mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti sayuran hijau, telur, atau roti yang diperkaya zat besi.
– Suplemen zat besi (baik bebas maupun resep dokter).
– Infus zat besi atau transfusi darah untuk kasus yang berat.
Bila penyebabnya gangguan makan, stres, atau OCD, terapi perilaku kognitif dapat membantu. Sedangkan jika penyebabnya mulut kering, bisa beralih ke permen karet bebas gula untuk merangsang produksi air liur.
Sebagai langkah aman, jika belum bisa berhenti mengunyah es, pilih es serut atau potongan kecil yang sudah agak mencair agar kerusakan gigi lebih minimal.
Pernah merasa sangat ingin mengunyah es hingga menjadi kebiasaan sehari-hari? Kondisi ini dikenal dengan istilah pagofagia. Meski terdengar sepele, ternyata dorongan kuat untuk terus-menerus mengunyah es bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan, terutama kekurangan nutrisi.
Voi.id – Latest News